Self Branding dan Melesat Menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAPRES)
By: Teguh Pambudi (Mapres Universitas Riau)
Menteri
Pendidikan terdahulu yaitu bapak M.Nuh pernah mengatakan bahwa Amerika
mentargetkan 200 tahun lamanya untuk dapat menjadi negara adidaya. Sementara
Indonesia hanya mentargetkan 100 tahun (yang lebih dikenal dengan 100 tahun
kebangkitan nasional). Dengan target Indonesia menjadi negara adidaya yang
lebih singkat dibandingkan Amerika, pertanyaan sederhananya adalah siapa yang
akan mewujudkan hal tersebut? Siapa yang akan menjadikan Indonesia menjadi
negara adidaya dalam 100 tahun setelah kemerdekaan? Jawaban yang paling idealis
adalah kita. Kita mahasiswa, kita pemuda pemudi Indonesia, kita anak bangsa,
kita warga negara Indonesia, kitalah yang akan mewujudkan Indonesia menjadi
negara adidaya dalam waktu 100 tahun setelah kemerdekaan, dengan keanekaragaman
passion, dengan keahlian tertentu,
dengan ide dan gagasan, dan dengan aksi nyata berkontribusi membangun negeri.
Cobalah lihat disekeliling, permasalahan Indonesia begitu banyak, permasalahan
Indonesia beragam. Lalu lihat diri sendiri, apa yang kita miliki untuk
memperbaiki keadaan negeri? Apa yang dapat kita lakukan? Darimana kita
memulainya?
Self branding atau personal branding merupakan suatu pencitraan atas potensi,
kelebihan, keunggulan yang dimiliki oleh diri sendiri. Apakah pencitraan itu
diperlukan? Jawabannya ya. Pencitraan diperlukan untuk membuat suatu keadaan
menjadi lebih baik. Jika menyebut kata ‘pencitraan’ terasa tidak nyaman, cobaah
mengganti kata dengan personal branding’.
Personal Branding diperlukan agar potensi, kelebih, dan keunggulan yang
dimiliki oleh seorang individu sulit untuk ditiru. Setiap individu memiliki
keunikannya masing-masing, dan dengan personal
branding maka seorang individu dapat dikenal dan meningkatkan
kreativitasnya. Lantas, bagaimana caranya kita mengenal potensi yang kita
miliki sementara ketika melakukan branding
pada diri sendiri, akan timbul rasa kepedean dan hal tersebut hanya anggapan
pribadi?
- Pembangunan Karakter
Pembangunan karakter dapat terlihat dari ide ataupun
gagasan yang diajukan oleh seseorang, dan berkaitan dengan bidang yang
ditekuninya. Misalnya seorang farmasis yang memiliki ide atau gagasan produk
kefarmasian dapat dilihat karakternya dari inovasi ide yang ia tuangkan.
- Target dan Tulis Mimpi
Setiap individu memiliki target, mimpi, dan tujuan hidup
berbeda. Untuk mewujudkan hal tersebut, yang harud dilakukan adalah doa dan
ikhtiar sesuai dengan ajaran Islam. Namun agar dapat terus teringat akan
terget, mimpi, dan tujuan yang akan dicapai, hendaknya setiap individu
menuliskannya dan menyampaikannya kepada orang lain yang dekat dengannya.
Selain menuliskan terget, mimpi, dan tujuan, proses yang akan ditempuh juga
harus tertulis. Hal ini dimaksud agar kita dapat melangkah di jalan yang lurus,
dan berikar depan orang lain insyaAllah mempermudah langkah tersebut. Kita
tidak pernah tahu pertolongan Allah datang diperantarai oleh siapa dan lewat
apa.
- Menggali Potensi Diri
Menggali potensi diri dilakukan dengan mencari passion, dan memiliki visi misi
kehidupan. Jika kita telah mengetahui passion
yang dimiliki, memiliki visi misi, maka selanjutnya dapat mengambil
tindakan yang sesuai dengan hal tersebut.
Dalam mengenali potensi yang
dimiliki, selain ketiga hal diatas kita juga harus mempelajari semua bidang
agar mengetahui sesuatu yang membuat diri merasa nyaman dan memiliki daya tarik
tinggi terhadap salah satu bidang. Kita harus mempelajari semua bidang namun
ahli hanya pada satu bidang. Hal tersebut akan mengantarkan diri menjadi
seorang mahasiswa berprestasi (mapres).
Bagaimana langkah menjadi seorang mapres?
- Tetapkan target
Target utama yang dapat mendorong kita dianugerahkan
menjadi mahasiswa berprestasi adalah memenangkan lomba, terutama lomba
penulisan karya ilmiah. Poin memenangkan lomba sangat tinggi dalam penilaian
seleksi mapres, terutama lomba KTI. Mengapa? Karena dalam lomba KTI terdapat
ide dan gagasan inovasi anak bangsa yang dapat mengurangi permasalahan negeri
ini. Target memenangkan lomba wajib masuk ke dalam terget sesorang yang akan
mendaftarkan diri menjadi mapres. Bagaimana caranya memenangkan lomba tersebut?
Daftar dan ikuti lombanya. Jika gagal, coba lagi. Usahakan dalam satu bulan,
mengikuti 1 lomba. Semakin sering mengikuti, semakin dekat dengan memenangkan
lomba. Jangan mengabaikan kesempatan yang ada di depan mata.
- Berlatih membuat karya tulis dan esai
Mengingat poin memenangkan lomba KTI sangat tinggi,
maka kemampuan menulis KTI dan karya ilmiah lainnya seperti esai wajib
dilakukan. Dengan semakin seringnya berlatih maka kemampuan tersebut akan
muncul dengan sendirinya. Bisa karena terbiasa. Dan jangan lupa untuk
memberanikan diri mengirimkan tulisan tersebut ke media massa untuk melihat
apakah tulisan yang dibuat layak dipublikasikan dan dapat berbagi dengan orang
lain. Dan tulisan juga dapat mengurangi permasalahan negeri ketika ide dan
gagasan tersebut realistis untuk diterapkan.
- Meningkatkan skill bahasa Inggris
Di era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), tidak ada
alasan untuk tidak bisa berbahasa Inggris. Semua lapisan masyarakat dituntut
untuk bisa berbahasa inggris jika tidak mau kalah saing dengan negara lain.
Memiliki keingingan menjadi maprespun wajib bisa berbahsa inggris. Tak jarang
ketika proses wawancara, presentasi ataupun debat, panelis yang menilai menguji
dengan berbahasa inggris. So, we’re must
ready for that condition J
Dan yang paling
penting dari ketiga hal diatas adalah DAFTAR. Ketika semua berkas dan kesiapan
sudah terpenuhi namun tidak mendaftar, gelar mapres pun hanya mimpi belaka.
Membagi Waktu
Mahasiswa
sebagai agent of change negeri,
dihadapkan pada permasalahan yang sering terjadi ketika ingin atau sedang
mengembangkan diri. Yaitu waktu. Tak sedikit mahasiswa yang tidak dapat membagi
waktu antara kuliah dengan kegiatan lain di luar kuliah. Ini adalah masalah
klasik. Ketika memutuskan diri untuk aktif dalam suatu komunitas ataupun
organisasi, membagi waktu adalah hal yang harus dilakukan. Bagaimana caranya
agar waktu yang dimiliki dapat digunakan dengan optimal? Kelompokkan kegiatan
yang dimiliki dengan empat kriteria. Yaitu
1.
Kegiatan atau deadline yang tidak penting dan mendesak
2.
Kegiatan atau deadline yang penting dan mendesak
3.
Kegiatan atau deadline yang penting dan tidak mendesak
4.
Kegiatan atau deadline yang tidak penting dan tidak mendesak
Dengan
pengelompokkan tersebut, maka kita akan mengetahui mana kegiatan ataupun tugas
yang harus dikerjakan dengan segera dan mana yang dikerjakan selanjutnya.
Tulisan ini bukanlah untuk
menggurui, tulisan ini tidak bermaksud untuk memaksa kalian yang membaca
bergerak agar berkontribusi untuk negeri ini. Tapi tulisan ini dibuat untuk
menyadarkan bahwa dengan melihat keadaan sekitar, kita punya tugas dan tanggung
jawab yang besar sebagai seorang warga negara Indonesia untuk dapat membantu
menyelesaikan permasalah yang terjadi dengan potensi diri yang dimiliki. Beberapa
gambaran terkait mengenal kemampuan diri, mewujudkan tujuan hidup, serta
membagi waktu diharapkan dapat mengurangi permasalahn diri. Setelah membaca?
Diri kalianlah yang akan menentukan dan memaksa apakah kalian akan berpikir dan
bergerak untuk negeri? Atau kalian hanya ‘sekedar tahu’. Dan setelah membaca,
diharapkan Anda dapat mengatasi permasalahan klasik yang terjadi pada diri
sendiri.
Komentar
Posting Komentar