Assalamualaikum Wr.Wb
Salam ISMAFARSI!
Pada
18-21 Februari 2016 lalu dilaksanakan kegiatan Indonesia Pharmaceutical
Leadership Forum (IPLF) Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia (ISMAFARSI) di
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Pekanbaru,Riau. Kegiatan dengan tujuan mencetak generasi-generasi emas yang siap
memimpin, dan berkontribusi untuk dunia farmasi Indonesia ini diikuti oleh 82
mahasiswa farmasi se-Indonesia. Kegiatan IPLF yang hangat dikenal dengan LK 3
ISMAFARSI ini merupakan bentuk lanjutan pengkaderan ISMAFARSI, seperti yang
diketahui bahwa untuk dapat mengikuti LK 3, seluruh peserta harus telah
mengikuti LK 1 di tingkat universitas dan LK 2 di tingkat wilayah. Peserta yang
mengikuti IPLF pun adalah mereka yang telah lolos seleksi tahap 1 berupa
melengkapi berkas administrasi yaitu form pendaftaran, surat pernyataan
komitmen penuh mengikuti kegiatan tersebut, surat delegasi dari lembaga
eksekutif terkait, motivation letter dan
sertifikat LK 2. Setelah lolos tahap 1, calon peserta IPLF harus memenuhi
berkas di seleksi tahap 2, berupa esai ilmiah terkait isu kefarmasian, esai
kabinet ideal untuk ISMAFARSI, dan tulisan yang menceritakan kondisi lembaga
eksekutif mahasiswa farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk
memenuhi kebutuhan seorang pemimpin yang dapat mempertanggungjawabkan amanahnya
di dunia dan akhirat sesuai dengan passion
yang dimiliki, serta tergerak hati untuk mengukir sejarah kemajuan,
berjuang, merintis dan membuat farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal
dengan prestasi serta pengamalan tri dharma perguruan tinggi berlandaskan agama
islam, maka Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Farmasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mendaftarkan 5 orang delegasi untuk mengikuti kegiatan
IPLF tersebut. Dari 5 orang delegasi, terpilihlah 4 orang yang berhasil lolos
di dua tahap tersebut. Mereka adalah Zuha Yuliana yang lolos sebagai ketua
lembaga eksekutif mahasiswa farmasi, Nida Auliya Rahmah, Anis Fitriani, dan
Diana Mustika Ratu yang lolos sebagai delegasi lembaga eksekutif mahasiswa
farmasi. Ke-4 delegasi farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut berangkat
ke Pekanbaru, Riau dan mengikuti kegiatan IPLF dengan penuh tanggung jawab agar
dapat kembali ke farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengaplikasikan
ide, gagasan, ilmu, pengetahuan, skill sesuai dengan tujuan awal.
Delegasi UIN
Jakarta dalam kegiatan Indonesia Pharmacy Leadership Forum (IPLF) di Pekanbaru,
Riau
Day 1 (18 Februari 2016)
Tiba
di hotel Mona Plaza Pekanbaru,Riau pukul 13.20 WIB, kami disambut hangat
panitia dan delegasi-delegasi lain. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah screening kemampuan individu (self-branding), pengetahuan kefarmasian,
pengetahuan ISMAFARSI serta pengetahuan kondisi lembaga eksekutif di
universitas masing-masing. Kegiatan screening
ini adalah baru bagi ke-4 delegasi farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan cukup membuat khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan
tepat, idealis, dan realistis. Namun setelah banyak berdiskusi dengan delegasi
dari universitas lain, perlahan rasa khawatirpun memudar. Screening dilakukan
untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman saya tentang diri saya pribadi, keadaan
lembaga eksekutif di universitas saya, pemahaman ISMAFARSI dan isu kefarmasian
yang harus dikaji untuk tetap mempertahankan eksistensi profesi. Screening dilakukan
selama 40 menit untuk masing-masing delegasi sehingga kegiatan screening berakhir pukul 03.00 WIB
keesokan harinya.
Selain
screening, pada malam harinya peserta
IPLF mendapatkan materi terkait self
branding dan melesat menjadi mahasiswa berprestasi (mapres) yang
disampaikan oleh mapres dari Universitas Riau. Materi self
branding dan melesat menjadi mapres diharapkan dapat mewujudkan keinginan
peserta menjadi mapres dan memacu semangat teman-teman untuk terus berprestasi.
Day 2 (19
Februari 2016)
![]() |
Zuha Yuliana (delegasi UIN Jakarta) menyampaikan pendapatnya saat sesi diskusi |
Di hari
ke-2, kegiatan IPLF banyak diisi dengan mendengarkan dan diskusi (dengan
dibentuknya FGD) dari pemaparan materi yang menunjang kepemimpinan dan mengetuk
pintu hati akan kondisi farmasi Indonesia. Materi pertama yang disampaikan
adalah materi kontektualisasi peran dan pasrtisipasi ISMAFARSI terhadap
peningkatan mutu kefarmasian Indonesia yang disampaikan oleh ketua APTFI, yaitu
Prof.Daryono Hadi Tjahyono. ISMAFARSI menjadi satu-satunya
organisasi mahasiswa farmasi di tingkat strata 1, merupakan organisasi yang
menampung dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa farmasi dan
kefarmasian sehingga ISMAFARSI terlibat dalam peningkatan mutu kefarmasian
Indonesia. Materi kedua
disampaikan oleh Intstiawati Ayus,SH.,MH selaku anggota DPD/MPR RI dari provinsi
Riau terkait ideologi politik, strategi, dan taktik. Materi ini dapat
memperbarui pengetahuan peserta terkait dinamika, budaya, dan tradisi suatu
organisasi, materi tersebut juga menjadi bekal saya dalam menjalankan amanah di
badan eksekutif mahasiswa farmasi UIN Jakarta.
Materi ketiga yaitu advokasi media yang disampaikan oleh Safaruddin Koto,Sp
dari perhimpunan wartawan Indonesia (PWI) Riau. Materi advokasi
media menjelaskan kepada peserta untuk mengetahui peranan media dalam membantu
menjalankan peranannya sebagai mahasiswa dengan cara publikasi tulisan dan
kegiatan. Materi keempat
disampaikan oleh Noffendri Roestam S.Si.,Apt selaku sekjend ikatan apoteker
indonesia (IAI) tentang apa kabar apoteker Indonesia. Materi dari IAI ini dapat
memperbarui pengetahuan kefarmasian, karena kelak akan menjalankan profesi
apotekernya sehingga mengetahui kabar apoteker Indonesia menjadi sangat
penting, setidaknya timbul kepedulian tinggi terhadap profesinya kelak. Dan materi kelima adalah materi prospek pergerakan
mahasiswa di era globalisasi yang disampaikan oleh Andreas Fransiska selaku
presiden mahasiswa Universitas Riau. Materi ini menjadi
bayangan bagaimana peserta IPLF dalam menjalankan status sebagai mahasiswa, dan
memimpin arah gerak lembaga eksekutif agar berjalan sesuai fungsinya.
Selain mendengarkan dan
diskusi materi, di hari ke-2 juga diisi dengan kegiatan presentasi keadaan
ISMAFARSI wilayah. Kegiatan ini bertujuan agar semua delegasi mengetahui
keadaan ISMAFARSI di 8 wilayah Indonesia dan dapat memberikan solusi terhadap
masalah yang dihadapi di wilayah-wilayah tersebut. Selain itu, dengan adanya
presentasi wilayah, tiap delegasi juga mengetahui keunggulan dan prestasi yang
diperoleh di wilayah-wilayah tersebut.
Anis Fitriani
(delegasi UIN Jakarta) yang menjadi presenter saat presentasi wilayah
JABODELATA
Pada hari ke-2 juga dilaksanakan pemilihan ketua angkatan IPLF yang disebut dengan presiden. Pemilihan presiden ini bertujuan untuk memimpin angkatan (peserta IPLF) setelah kegiatan IPLF (tugas follow up) serta membuat ikrar yang akan disampaikan saat pembukaan PRAMUNAS. Ikrar tersebut tidak hanya diucapkan, melainkan pula sebagai komitmen peserta IPLF setelah mengikuti kegiatan untuk mengeksisitensikan profesi apoteker.
![]() |
Sesi FGD bersama fasilitator |
Day 3
Memasuki
hari ke-3, kegiatan IPLF sedikit lengang. Di hari tersebut, diisi dengan sharing antara delegasi IPLF dengan
pengurus ISMAFARSI nasional (BP-BPH). Sharing
yang dibahas berkaitang dengan evaluasi yang telah dilakukan delegasi
selama kegiatan IPLF, mendiskusikan keadaan ISMAFARSI dulu, kini, dan nanti
serta tanya jawab untuk persiapan regenerasi kepengurusan ISMAFARSI bagi yang
tertarik melanjutkan perjuangan dengan menjabat sebagai BP-BPH ISMAFARSI.
Pada
malam harinya, dilaksanakan pembukaan PRAMUNAS yang diikuti oleh sebagian
delegasi PRAMUNAS yang telah hadir dan seluruh delegasi IPLF. Dalam pembukaan
tersebut, ditampilkan kesenian-kesenian Riau serta pembacaan ikrar peserta
IPLF.
Hari
ke-4 adalah hari terakhir mengikuti kegiatan IPLF. Di hari ke empat, kegiatan
diisi dengan outbound yang
menyenangkan. Konsep dari outboundnya
adalah mengeksplore daerah Pekanbaru. Jadi, peserta yang telah dibagi dalam
beberapa kelompok diberikan uang sebesar Rp 70.000/kelompok dan sebuah amplop
berisikan nama tempat di daerah Pekanbaru. Dengan uang tersebut, peserta harus
mengunjungi tempat-tempat yang tertera dalam amplop dan kembali ke hotel dengan
mengefisiensikan uang dan waktu. Tempat-tempat yang dikunjungi adalah
perpustakaan wilayah, taman kota, masjid An-Nur, dan pusat pelatihan MTQ. Untuk
mengefisiensikan uang, yang kami lakukan adalah dengan menumpang mobil pick up. Ini adalah pengalaman baru bagi
saya dan delegasi farmasi UIN Jakarta lainnya. Dengan kegiatan outbound ini, kami dapat mengeksplore
daerah Pekanbaru dengan meminimalisir uang yang dikeluarkan dan mengenal
kearifan lokal masyarakat Pekanbaru. Outbound
ini juga mengajarkan bagaimana peserta harus saling menjaga sesama dan
menumbuhkan solidaritas tim.
Itulah
gambaran kegiatan yang telah diikuti delegasi-delegasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam kegiatan IPLF. Semoga setelah mengikuti keiatan tersebut,
delegasi dapat berbagi ilmu dengan mahasiswa farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lainnya, dan menerapkan inovasi-inovasi atas gagasan yang muncul guna
kemajuan almamater. Serta dengan berpartisipasi di kegiatan nasional, dapat
menambah relasi individu dan organisasi HMPS Farmasi UIN Jakarta dengan
delegasi-delegasi dan lembaga-lembaga lain.
Komentar
Posting Komentar