Hallo useful people!
Ditulisan saya kali
ini, saya akan berbagi pengalaman saya saat mengikuti training untuk menyempurnakan status saya sebagai volunteer invitation tournament Asian
Games 2018, yang memiliki tugas to serve
with good service but not servant. Training dilakukan sebanyak yang
dibutuhkan oleh tiap departemen, so tiap-tiap
departemen memiliki frekuensi training yang
berbeda. Saat pengumuman lolos seleksi, status saya dan teman-teman volunteer yang lain masih umum, artinya
kami belum ditentukan bekerja di departemen apa.
Training pertama disebut juga sebagai general training (GT), namun volunteer
terbiasa menyebutnya GT 1. GT 1
kembali dilaksanakan di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
Jakarta, jadi buat kamu yang berdomisili di luar Jakarta harus sudah
mempersiapkan kebutuhan akomodasi, dan saving
money yang cukup, karena training-training
yang diselenggarakan berlokasi di Jakarta, pada waktu yang cukup mendadak
diinfokan.
Pada
GT 1 ini, INASGOC bekerjasama dengan MADEP Consulting
and Training Service sebagai jasa pelatihan softskill untuk volunteer. Dengan banyaknya jumlah volunteer, maka pelaksanaan GT 1 dilakukan
selama ±5 hari, dengan 2 sesi perharinya, dan terbagi ke beberapa ruangan. Saat
undangan GT 1 diterima via email, kamu akan mengetahui di kelas berapa, dan
hari apa kamu akan mengikuti GT 1. Saya sendiri mendapatkan jadwal GT 1 pada
hari selasa, kelas 5. Saya mengikuti GT 1 selama sehari penuh karena GT 1 dilaksanakan
1 hari, jumlah peserta ±20 volunteer per
ruang dan 1 pemateri. Materi yang didapatkan saat GT 1 adalah materi umum yang
sebenarnya sudah diketahui oleh volunteer,
mudah diterima, namun akan sulit dipraktikkan, mengingat sikap-sikap sederhana
yang seharusnya menjadi kebiasaan seolah terlupakan akibat pengaruh zaman dan
efek globalisasi. Materi tersebut adalah interpersonal
skill, communication skill, professional etiquette, dan materi pariwisata
dan budaya DKI Jakarta. Di setiap materi, disediakan coffee break untuk merefresh kembali
suasana hati dan body agar siap
menerima materi selanjutnya. Cofee break yang
disediakan juga tidak mengecewakan. Selain coffee
break, pada GT 1 juga disediakan makan siang karena kegiatan yang
berlangsung dari pagi hingga menjelang malam. Setiap peserta GT 1 juga menerima
merchandise berupa buku catatan (notebook), pulpen, pin, goody bag, dan ID Card. Setiap volunteer yang
absen juga tercatat dalam absensi, dan absensi dilakukan 3x dalam waktu yang
berbeda, sehingga setiap volunteer harus
mengikuti GT 1 hingga akhir.
Merchandise yang didapatkan volunteer saat GT 1 |
Materi Interpersonal Skill
Materi
pertama yang saya dapatkan adalah interpersonal
skill, yang disampaikan oleh ibu Melda. Materi ini disampaikan agar setiap volunteer yang bertugas dapat memiliki
keterampilan interpersonal yang baik, mengingat setiap volunteer yang bertugas adalah representatif dari interpersonal
masyarakat Indonesia. Interpersonal skill
mempelajari tentang bekerja dengan orang lain, berinteraksi, menginspirasi,
menyelesaikan konflik, memahami budaya, serta menunjukkan diplomasi.
Sifat-sifat teamwork, persuading,
feedback, tenggang rasa serta komunikasi akan sangat bermain dalam
menghasilkan sebuah interpersonal skill yang baik, karena akan memperbaiki
hubungan dan produktifitas, mempengaruhi orang lain, membuat orang lain nyaman,
dan tentu dalam mencapai tujuan.
Sebagai
volunteer, kemampuan interpersonal skill yang harus dimiliki
yaitu kemampuan berinisiatif dalam mencari pengalaman ataupun mencari info yang
tepat dan akurat agar lebih memahami keadaan, sehingga dapat memberikan kesan
pertama dan cara merespon yang sesuai. Kemampuan interpersonal skill selanjutnya yaitu bersikap terbuka (self disclosure) secara aktif dan
dinamis, namun tidak over acting,
untuk memunculkan rasa dipercaya. Selanjutnya adalah kemampuan memberikan
dukungan emosional dengan menunjukkan positive
personal impact secara confidence,
conclude, cheerful and likeable. Lalu kemampuan mengatasi konflik yang
diiringi dengan sifat kedewasaan, mentalitas yang kaya, integritas yang baik
serta melihat persoalan dari berbagai sudut pandang. Terakhir adalah kemampuan interpersonal skill dalam membujuk, yang
dilakukan dengan kredibilitas, nalar, dan sentuhan emosional.
Materi
interpersonal skill dibawakan ibu
Melda dengan sangat menyenangkan, dan saya yakin semua volunteer yang berada dalam satu ruang dengan saya, menikmati dan
terbawa arus materi tersebut. Materi ibu Melda ditutup dengan simulasi tes,
yang bernama DISC Test untuk
mengetahui karakteristik volunteer
dalam mengatasi konflik.
Materi Pariwisata dan Budaya Jakarta
Materi
selanjutnya adalah Pariwisata dan Budaya Jakarta. Mohon maaf, saya lupa nama
sang pemateri. Dalam materi ini, setiap volunteer
diharapkan dapat menjadi tourist
information centre berjalan bagi setiap tamu Asian Games, yang datang dari
berbagai Negara di Asia. Materi diawali dengan pengenalan Jakarta sebagai
ibukota Indonesia, dengan suku asli Betawi, kemudian pengenalan letak geografis
Jakarta termasuk pintu masuknya. Selanjutnya pengenalan patung dan monumen yang ada di Jakarta, museum-museum yang ada di Jakarta, lokasi untuk berwisata
alam, tempat belanja dan restaurant dari
yang high cost hingga low cost, night life, festival dan attraction
yang bisa dinikmati beserta tempatnya, serta aksesibilitas yang tersedia di
Jakarta. Semuanya dipresentasikan secara jelas oleh sang pemateri. Namun, bagi
saya cara penyampaian materinya kurang menarik, dikarenakan terkesan monoton
dengan presentasi slide. Mungkin bisa
diselipkan video-video pendek untuk lebih menarik perhatian. Materi tiap slide nya tidak dipresentasikan secara detail, hanya gambaran umum saja karena
keterbatasan waktu. Volunteer diminta
untuk mencari sendiri informasinya lebih lanjut, dengan surfing di dunia maya ataupun mengunjungi langsung tiap-tiap
lokasinya.
Sebagai warga asli Jakarta, yang lahir dan tinggal di Jakarta, saya
mendapatkan banyak informasi pariwisata yang sebelumnya tidak saya ketahui
tentang pariwisata kota saya, dan menimbulkan hasrat untuk mengunjungi langsung
berbagai tempat yang bisa membuat saya semakin bangga dengan kota ini.
Materi Professional Etiquette
Materi
ketiga yang saya dapatkan dari GT 1 adalah Professional
Etiquette, yang disampaikan oleh ibu Itsye. Pada materi ini, setiap volunteer diharapkan dapat berperilaku
santun dan bertata krama. Etiquette yang
berasal dari bahasa Perancis bermakna tiket atau undangan dari raja untuk
mengadakan pesta, dimana setiap yang mendapatkan etiquette merupakan tamu pilihan yang pasti memiliki tata krama
yang baik. Sebagai volunteer kegiatan
internasional yang bertugas menghadapi beragam tamu, dengan negara dan budaya
yang berbeda, dibutuhkan perlakuan yang profesional, dengan akal sehat, tulus
dan sesuai aturan.
Dari
materi ini saya mendapatkan ilmu baru, bahwa first impression ditentukan oleh 30 detik pertama, dan dilanjutkan
dengan 4 menit pertemuan. 30 detik pertama, kita bisa saja mengetahui bagaimana
tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, posisi social, dan tingkat kesuksesan dari
lawan bicara, dan 4 menit berikutnya akan menentukan kepercayaan, kebaikan,
kecerdasan dan persahabatan. Faktor yang mendukung terwujudnya professional etiquette yang baik adalah
faktor ABC.
Behavior (attitude, and civility)
Communication (verbal, non verbal, written)
Penyampaian materi ini sangat menarik, karena langsung dipraktikkan dengan melibatkan setiap volunteer dikelas (dilakukan simulasi). Simulasi dan praktik yang dilakukan diantaranya professional etiquette dalam perkenalan, menyambut tamu, berjabat tangan, bertelepon, menolak permintaan tamu, dan mengatasi tamu yang suka mengeluh. Beberapa kata juga bisa saya simpulkan sebagai magic words setelah menerima materi ini, kata-kata tersebut adalah silahkan, terima kasih, tolong, dan maaf.
Materi Communication Skill
Materi
terakhir yang saya terima dari GT 1 adalah communication
skill yang disampaikan oleh ibu Evrita Norman. Materi ini bertujuan untuk dapat
mengkomunikasikan needs, wants, and
feeling tanpa melanggar hak asasi orang lain, dan menciptakan komunikasi
yang efektif. Materi ini menjadi penting, karena komunikasi adalah kebutuhan,
dilakukan untuk berbagi, memahami sikap dan perasaan. Komunikasi memang terjadi
secara alamiah dan otomatis, sehingga tidak jarang terjadi kesalahpahaman, dan miss communication.
Communication Cycle and Process. Sumber: http://jaykubavat8.blogspot.com |
Komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna, dan dimengerti, sehingga tidak terjadi salah persepsi, dan kedua pihak saling diuntungkan. Namun, terdapat rintangan berupa emosi, selfish, bahasa, media, dan prasangka yang dapat menggagalkan terwujudnya komunikasi yang efektif. Komunikasi dilakukan dengan produktif, dengan hukum REACH.
Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble
Selain hukum REACH,
terdapat faktor V dan juga perilaku komunikasi yang akan mempengaruhi
terwujudnya komunikasi efektif.
Faktor V yang dapat mempengaruhi komunikasi. Sumber: http://libioencarnacion.blogspot.co.id |
Perilaku permisif atau submisif, dimana perilaku komunikasi tersebut menyatakan ‘saya tidak oke, kamu oke’. Perilaku agresif, dimana perilaku komunikasi tersebut menyatakan ‘saya oke, kamu tidak oke’. Dan perilaku asertif, dimana perilaku komunikasi tersebut menyatakan ‘saya oke, kamu oke’.
Materi ini menjadi materi penutup dalam GT 1. Setelah itu, panitia yang bertugas menyodorkan sebuah buku yang berisi kontrak kerja volunteer untuk ditanda tangani oleh setiap volunteer. Selain itu, sebelum kegiatan GT 1 ditutup, volunteer diminta menuliskan feedback dari rangkaian kegiatan GT 1, dan berkesempatan menyampaikan kritik saran teruntuk INASGOC. Setiap volunteer yang mengikuti GT 1, juga berhak menerima sertifikat. Bagi saya, materi dalam GT 1 sangat bermanfaat dan semoga teman-teman volunteer yang lain juga merasakan manfaatnya :)
Komentar
Posting Komentar