Be an ASIAN GAMES Volunteer, Why not? (Part 3: Training 2)

Hallo useful people!

Apa kabar? Semoga selalu dalam lindunganNya yaa. Kali ini, saya akan berbagi cerita terkait training kedua yang saya ikuti, untuk semakin menyempurnakan status saya sebagai volunteer dalam invitation tournament Asian Games 2018. Seperti yang pernah saya infokan dalam postingan saya sebelumnya bahwa, untuk menjadi volunteer invitation tournament  Asian Games 2018 yang hqq (hakiki-red), kamu harus mengikuti setiap training yang diselenggarakan. Saya mau menginfokan kembali bahwa training yang dilakukan sebanyak yang dibutuhkan oleh tiap departemen, so tiap-tiap departemen memiliki frekuensi training yang berbeda. Saat training kedua berlangsung, status saya dan teman-teman volunteer yang lain masih umum, artinya kami belum ditentukan bekerja di departemen apa.
Undangan GT 2

Training kedua biasa disebut sebagai GT 2. GT 2 ini adalah tentang pemahaman dasar-dasar keolahragaan dan penjelasan Asian Games. Jumlah peserta per kelas saat mengikuti GT 2 lebih banyak dibandingkan GT 1, sehingga hanya dibagi menjadi 3 kelas, dimana per kelasnya bisa memuat 50 volunteer. Pelaksanaan GT 2 lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam sehingga dalam 1 hari terdapat 2 sesi, sesi pagi dan sesi siang. Tiap-tiap volunteer sudah mendapatkan jadwal berikut dengan sesi-nya, yang disampaikan melalui e-mail. Dan di akhir GT 2, tiap volunteer diminta membuat rekening BRI baru (hayooooo untuk apa :p)

Saya mengikuti sesi 2 (siang hari) tanggal 4 Desember 2017, di kelas B. Saat itu, pematerinya adalah ka Fandi Ahmad dan Ka Ayu. Di GT 2, tiap volunteer akan pendapatkan buku seperti pada gambar.
Buku yang diterima volunteer dalam GT 2
Ka Fandi Ahmad menjelaskan tentang Ancient and Modern Olympic, mulai dari sejarah olimpiade, pelaksanaan torch relay, hingga perbedaan modern olympic antara amateurisme vs commercialism. Penjelasan ini sangat baru bagi saya yang hanya penikmat Persija dan Sepak Bola Nasional (ketauan kan banyak gatau tentang olahraga -_-). Saya antusias dalam mendengarkan penjelasan tersebut, dan hanya bisa manggut manggut karena ngerasa ‘gilaaakkkkk! ternyata olahraga punya sejarah yang menarik ’. 

Setelah materi tersebut, ka Fandi membagi volunteer menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 10 orang, untuk melakukan diskusi, dan diskusi tersebut mengenai amateurisme vs commercialism dalam olahraga. Sejujurnya saya merasa kesulitan mengikuti diskusi ini, karena keterbatasan pengetahuan saya tentang keolahragaan. Untungnya, argumentasi yang disampaikan melihat dari berbagai aspek sehingga saya bisa ikut serta dalam diskusi dengan membawa argumen dalam perspektif kesehatan. Diskusi ini menjadi menarik, karena saya mendengarkan langsung argumentasi dari berbagai sudut pandang bidang lain. Hasil dari diskusi tiap kelompok dipresentasikan sehingga diskusi menjadi sekelas.

Materi selanjutnya yang disampaikan adalah Olympic and the IOC (International Olympic Committee). Disini, pemateri menjelaskan simbol olimpiade dan struktural serta fungsional pengurus olimpiade. Untuk mengetahui lebih banyak tentang IOC, kamu bisa cari tau di https://www.olympic.org/the-ioc.

Lalu disampaikan pula materi sport event and sport legacy. Kegiatan keolahragaan memiliki tingkatan, baik itu regional, nasional, maupun internasional. Dalam penyelenggaraan kegiatan olahraga, rangkaian umumnya terdiri dari countdown, test event, torch relay, opening and closing ceremony, and games or competition. Untuk kegiatan countdown Asian Games 2018 sudah dilaksanakan di Jakabaring dan Monas, sejak 2017, yakni 1 tahun sebelum Asian Games berlangsung. Sementara test event baru saja dilaksanakan di Jakarta, dengan nama lain invitation tournament. Materi terakhir yang disampaikan adalah tentang Asian Games and volunteering. Untuk mengetahui Asian Games lebih banyak, kalian bisa melihatnya di website resmi Asian Games https://asiangames2018.id
Semangat mencari, semoga bisa terus punya rasa 'kepo' J

Komentar