"Yang serius tidak akan bertele-tele. Yang komitmen tidak sibuk berpikir tentang rencana-rencana. Yang bertanggungjawab akan membuktikan, bukan berjanji setiap saat, karena seseorang butuh kepastian. Ketakutan menjadi hal lumrah dalam psikologis manusia. Tapi keyakinan akan Maha Baik sang pencipta, diiringi dengan ikhtiar dan doa, menghasilkan takdir yang penuh berkah. InsyaAllah"
Gemessss banget gaksi liat postingan instagram @dindahw tentang gimana akhirnya doi nerima lamarannya sang suami dan bersanding di pelaminan? atau tentang @nikitawillyofficial94 yang mutusin pacarnya eeee malah dilamar? masyaAllah..... aku reflek berkata 'jodoh pasti bertemu' wkwkwk. Iyalah. Banyak yang bilang kan, jodoh itu kaya rezeki. Pasti ada tapi mesti diusahakan. Bukankah kalau kita mencari alasan yang ketemu akan alasan? bukankah kalau kita mencari jalan yang bertemu akan jalan? Nah! kamu mencari yang mana?
Pernikahan adalah hal sakral yang pasti butuh persiapan, mental terutama. Aku emang selalu gemeesss dan merinding tiap kali melihat pernikahan yang diawali dengan taaruf. Jujur, sampai saat ini masih belum mengerti, bagaimana bisa mengenal, bagaimana bisa yakin, bagaimana bisa ngerasa 'klik' menerima lamaran, dan yakin bahwa si dia adalah jodohmu jika dilakukan dengan proses taaruf? Tapi...... kuasa Allah yang membuat segalanya begitu nyata, dan bisa terjadi. Mungkin hingga saat ini aku tak mengerti, namun human grows up, right?
Bagaimana dengan aku?
Hahahaha....Aku (masih) bertahan dalam kode-kode seorang lelaki yang tidak jelas ku pahami apa tujuannya. Yang tidak jelas apa yang diinginkannya. Yang masih bertele-tele tentang rencana hidupnya. Yang selalu butuh alasan agar bisa saling menyapa dalam pesan. Yang kadang responnya gak nyambung. Tapi membuat aku bahagia. Aneh? iya. Bodoh? iya. Nyaman? iya. Aku tenggelam dalam setiap chatting dan respon yang dia berikan melalui kata-kata dalam pesan singkatnya. Seakan menunjukkan bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama nyamannya. Ah.... bahaya sekaliiii saling berbalas pesan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya ini! Apakah ini khalwat? etapi kannn akunya aja yang ngerasa nyaman. Dia?
Sedikit cerita yang sejak lama ku tulis dalam pikiranku, namun baru sempat ku tuliskan dalam blog ini. Maaf jika pada akhirnya kamu tau, namun memilih diam. Saat kamu bertambah usia, aku yang selama ini hanya diam meskipun tau, tidak pernah mengucapkan. Bertahun-tahun itu terjadi. Namun tahun ini, diusiamu yang genap 27 tahun, aku malah mengucapkan. Berharap kamu bahagia, dengan segala doa yang telah kusampaikan. Bahkan sejak awal bulan, aku berpikir untuk mengirimimu sepotong birthday cake tanpa nama ke rumahmu. Namun rencana tersebut kuurungkan karena aku tak seberani itu, dan khawatir semakin mencap diriku sebagai gadis 'bodoh'.
Saat aku bertambah usia, yang paling ku nantikan adalah ucapan dan doa darimu. Namun, hingga hari berganti, aku tak juga mendapatkannya. Aku mencoba mengingatkanmu, barangkali memang kamu lupa atau bahkan tidak tau, dengan memposting foto di akun instagramku. Tapi hingga tulisan ini diterbitkan, kau tak kunjung mengucapkan.
Iya. aku yang salah. Aku yang bodoh, telah berharap lebih pada pesan-pesan yang kau kirimkan melalui chat whatsapp. Aku yang terlalu larut dalam rasa senang bisa banyak berinteraksi dengan kamu telah lupa, bahwa aku tidak lebih dari seorang teman bagimu. Hadiah wisuda dariku yang kau infokan bahwa kau menemukannya masih dalam terbungkus di lemarimu, seharusnya menjadi tamparan bagiku untuk berhenti beranggap bahwa aku spesial bagimu. Karena kenyataan berbicara sebaliknya.
Seandainya saja, aku punya kuasa untuk menghentikan rasa ini, sudah pasti akan aku hentikan. Seandainya saja aku bisa memaksa hatiku untuk menyukai pria lain, untuk terbuka dengan pria lain, pasti akan aku lakukan. Usiaku yang semakin bertambah, tuntutan keluargaku yang semakin menginginkan aku membentuk keluarga sendiri, seharusnya membuat aku sibuk membuka hati dan memperbaiki diri agar siap jika yang lain datang menghampiri. Tapi, apa yang aku lakukan? terus berharap bisa bersamamu di masa depan.
Cerita tentang public figure yang baru-baru ini booming tentang bagaimana jodoh datang membuat aku yakin, bahwa aku sebatas tenggelam dalam pesan singkat yang kau kirimkan. Jika pesan-pesan singkat tersebut berhenti, aku berharap rasa ini juga berhenti. Jika pada akhirnya kau membaca ini, dan tau bahwa itu kamu, namun kamu memilih tetap diam dan bertele-tele, ku harap ada petunjuk dari-Nya bahwa bukan kamu orang yang akan hidup denganku di masa depan. Namun, jika kamu membaca ini dan merasa bahwa kita bisa lebih dari sekedar teman chatting, tolong yakinkan aku untuk bisa menunggumu atau bahkan menemanimu menggapai mimpi-mimpi hidupmu.
Komentar
Posting Komentar